Harinya sedang Kamis,
tanggalnya sedang 23 Februari, itu tiga hari yang lalu, kira-kira ba’da ashar aku sapa beberapa teman lama
via layanan pesan pendek (SMS). Iya, menyapa via pesan pendek. Itu artinya
begini, kalau temanku bernama Michael, kukirim pesan “Mike!”
Ah, contohnya tidak
relevan, tidak sesuai dengan kultur orang-tua teman-temanku dalam memberi nama
anaknya. Tidak ada temanku yang namanya seperti itu. Ganti contoh, misalkan
saja temanku itu sama orang-tuanya dikasih nama Radimo, kukirimi dia pesan “Mo!” Iya, begitu. Pendek banget kan? Iya lah, ini pake layanan
pesan pendek.
Jangan tanya apa
alasanku mengirimi pesan seperti itu, aku sendiri tidak paham. Tiba-tiba saja
ingin begitu. Dan jangan pula menyebutku pengangguran! Karena kulakukan itu
juga waktu lagi ngerjain tugas
perkuliahan.
Semua membalas dengan
pesan yang relatif sama, “Ada apa, Mex?” Kecuali mereka yang membalas, “Ini
siapa ya?” Sial, karena sudah terlalu lama tidak berkomunikasi mungkin nomerku
terhapus dari memori mereka. Tapi tidak masalah, karena setelah kukirim namaku
mereka masih ingat. “Oh.. Sori, Mex. Ada apa?” itu mereka malah ikut-ikutan
mayoritas, membalas dengan pertanyaan yang sama. Ya sudah, kubalas mereka semua
dengan pesan yang sama, “Lagi ngapain, Mike?”
Aduh, itu Si Mike
muncul lagi. Maksudnya itu sekedar contoh, aku menyebut sapaan pendek
masing-masing temanku di akhir kalimat tanya tersebut.
Barulah balasan
selanjutnya beragam. Nah, assik kan kalo gini..
Itu mereka ada yang
sedang menunggu dosen, ada yang sedang pusing nyari masalah buat diteliti, ada
yang sudah kerja di kantor, ada yang sudah melepas lelah sepulang kuliah, ada
yang baru selesai studi banding, ada yang baru mulai makan, ada yang lagi
bengong, juga ada yang tidak membalas, macam-macam. Itu yang tidak membalas
mungkin sedang sibuk, sibuk dengan urusannya, urusan yang biasanya begitu
serius. Mudah-mudahan kau tetap jaya-sentosa dalam menghadapi urusanmu, kawan!
Walaupun memang
sebelumnya aku banyak menerima pesan semacam “Aneh pisan sih, Mex..” tapi aku
senang sekali. Dari situ ngobrol berbeda-beda
topiklah
aku dengan mereka, mereka itu teman-teman yang sudah lama tidak ngobrol-ngobrol
denganku. Bahkan ada yang sampai rela menyisihkan pulsanya demi meneleponku.
Ah, bahagia sekali aku hari itu, walaupun sampai hari ini masih bahagia tetap
saja bisa disebut bahagia sekali.
Sambil kedinginan di Bus
Bhineka ber-AC plat D 7930 AE
jurusan Cirebon-Bandung,
26 Februari 2012
0 comments:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini..